Pertanyaan
seperti ini seringkali muncul dan sering menjadi bahan perbincangan di
antara kita, terlebih orang tua yang memiliki balita.
Jawaban dari
pertanyaan ini memang sangat beragam. Ada yang beranggapan susu cair
(murni) itu lebih baik ketimbang susu bubuk. Orang yang memiliki
pemahaman seperti ini beranggapan bahwa dalam susu bubuk terdapat
pengawetnya. Namun sebagaian orang yang beranggapan bahwa mengkonsumsi
susu bubuk itu lebih banyak untungnya. Mereka beranggapan susu bubuk
bisa bertahan lebih lama ketimbang susu cair.
Kedua pendapat di
atas sebenarnya tidak jauh berbeda. Susu bubuk ketika diseduh dengan air
juga menjadi susu cair bukan? Nah susu cair ketika dipadatkan juga
menjadi susu bubuk. Ini sama saja, artinya diskusi ini tidak jelas ujung
dan pangkalnya. Walaupun ada yang berpendapat bahwa nilai gizi yang
terkandung dalam susu bubuk lebih rendah dari susu cair.
Faktanya,
susu bubuk memiliki daya simpan yang jauh lebih lama dibandingkan
dengan susu cair. Susu bubuk bisa bertahan mencapai 1 tahun, dan tidak
perlu disimpan dalam lemari es. Inilah kelebihan susu bubuk yang tidak
dimiliki oleh susu cair.
Tahapan proses pembuatan susu bubuk memang sangat panjang. Mulai dari evaporasi, homogenisasi dan pengeringan (
spray drying atau freeze drying).
Memang kandungan nilai gizi yang terdapat dalam susu bubuk lebih rendah
jika dibandingkan dengan susu cair segar. Biasanya upaya untuk
‘mengembalikan’ kadar nilai gizi pada susu bubuk adalah dengan cara
memberikan tambahan bahan lain, seperti vitamin bahan-bahan lainnya yang
diperlukan.
Susu cair bisa ditemukan banyak di pasaran. Namun
biasanya susu cair yang beredar di pasaran yang berada dalam bentuk
kemasan telah melalui proses pengawetan untuk memperpanjang umur
simpannya. Namun, pengawetan hanya melibatkan panas dan tidak ada zat
pengawet, sehingga susu yang telah melalui proses tersebut masih
tergolong ‘fresh’. Artinya, nilai gizi susu pasteurisasi maupun susu UHT
relatif masih asli.
Kalaupun ada penurunan, perbedaannya dengan
nilai gizi dari susu cair mentah tidak signifikan. Dengan demikian, susu
cair masih aman untuk dikonsumsi untuk anak yang berusia di atas 1
tahun. Jangan sampai mengkonsumsi susu cair ini ketika anak belum
menginjak usia 1 tahun. Karena bisa menyebabkan alergi pencernaan pada
anak.
Kini telah hadir di tengah-tengah kita susu kambing dalam
bentuk bubuk, yaitu susu kambing higoat. Susu bubuk kambing higoat ini
diolah dengan higienis dan bisa dikonsumsi segala umur. Kandungan gizi
yang terdapat di dalamnya sangatlah tinggi. Jika dibandingkan dengan
susu cair, susu kambing higoat ini memiliki beberapa kelebihan. Yaitu
tidak berbau kambing, tahan lama dan cara penyajiannya mudah.
Lantas
mana yang baik, susu kambing dalam bentuk bubuk ataukah yang dalam
bentuk cair? Jawaban ini terletak pada orang tua. Dengan memperhatikan
kebutuhan dan keuntungan dan kerugian antara susu bubuk dan susu bayi,
saya menganjurkan untuk memilih susu bubuk. Karena lebih banyak
keuntungannya jika dibandingkan dengan susu cair.
Mungkin kalau
anda berada di dekat peternakan
susu kambing lebih baik memilih susu
cair, namun jika jauh mending mengkonsumsi susu yang masih dalam bentuk
bubuk. Jika anda ingin mengkonsumsi tinggal cari air hangat dan diseduh
selagi hangat. Selamat menikmati susunya ya.
O iya susu kambing
bisa dikonsumsi dalam bentuk cair, bubuk bahkan tablet lho. Dalam hal
kestabilan zat aktif (protein, mineral, vitamin), susu kambing tablet
lebih stabil daripada bubuk dan cair. Apa pun pilihannya, susu kambing
memang terbukti mujarab mengatasi berbagai penyakit terlebih asma.
0 komentar:
Posting Komentar